Rabu, 10 Februari 2010

Diklat di Sekolah Jurnalistik dan Multimedia


Peserta hanya lima orang, bersama-sama berada di suatu ruangan yang ber-AC untuk mendapatkan hal-hal baru di bidang jurnalistik. Pengajar-pengajar yang telah memiliki pengalaman-pengalaman yang menjadi pengajar bagi kami di diklat ini, materi-materi yang disampaikan bersifat teori maupun praktek.

Selama tiga hari diklat jurnalistik ini terbagi menjadi dua sesi setiap harinya, di laksanakan di Matraman Jakarta Timur. Tanggal 8-10 Februari 2010 diklat bagi pemula, diklat lanjutan dilaksanakan tanggal 13-14 Februari 2010. Diklat ini dilaksanakan dalam rangka peresmian Sekolah Jurnalistik dan Multimedia.

Setiap sesi para pengajar memberikan materi sesuai dengan bidang yang digelutinya. Seperti materi 'Menggali Fakta' diberikan oleh seorang penyiar yang juga sebagai aktivis Forum Indonesia Membaca. Melalui observasi langsung ke lapangan suatu fakta akan di dapatkan, kemungkinan-kemungkinan fakta-fakta yang baru pun akan di dapatkan. Trik-trik yang dilakukan dalam mendapatkan fakta dari narasumber disampaikan dengan sejelas-jelasnya agar semua informasi dapat diperoleh.

Selain itu pula, diberikan bagaimana menggunakan kamera fotografi sebagai pelengkap dari sebuah berita. Sesi inilah yang sangat menarik bagi saya, sebelumnya pengalaman yang saya dapatkan dalam fotografi adalah ketajaman cahaya sangat dipehatikan, karena mempengaruhi hasil dari objek yang di foto. Tetapi dalam fotografi jurnalistik sebuah foto apabila sudah mengandung 5W+1H itu sudah sangat baik. Ketajaman cahaya tidaklah menjadi hal yang utama.

Secara pribadi, mengikuti diklat ini adalah untuk mendapatkan dan mengetahui bagaimana menulis dengan baik. Mulai dari menulis sebuah artikel, opini hingga berita. Tidaklah mudah suatu tulisan dapat dikatakan sebuah berita, bahkan tidaklah mudah sebuah tulisan itu dapat menarik perhatian dari khalayak yang membacanya. Hal utama dalam menulis adalah rumus 5W+1H. 5W terdiri dari What (Apakah), Who (Siapa), When (Kapan), Where (Dimana), Why (Kenapa?) serta 1H itu adalah How (Bagaimana).

Hal menarik lainnya juga saya dapatkan pada diklat ini, kami kelima peserta ini dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada dua mahasiswa yang mengikuti diklat ini, mereka memiliki tujuan ingin membuat suatu tulisan mengenai daerah tempat mereka berasal. Mereka adalah Leksi dan Darius mahasiswa asal Papua, mereka dari suku Dani. Suku Dani memiliki banyak hal yang dapat dijadikan ide untuk dijadikan sebuah tulisan, yang sayangnya belum ada yang memiliki ketertarikan untuk mengangkatnya dalam sebuah tulisan.

Diklat ini memberikan hal-hal baru dari peserta untuk menjadikan menulis itu menjadikan kita meningkatkan kemauan dan keingintahuan untuk mewujudkan tujuan-tujuan kita yang berbeda.

Ternyata menulis dalam web dalam sebuah naskah yang di tulis, sebaiknya terdiri dari 10 hingga 15 paragraf. Dimana dalam setiap paragraf tersebut terdapat empat sampai tujuh kalimat. Yang sebaiknya setiap kalimat itu terdiri dari tiga hingga delapan kata.